Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Jatuh Cinta dengan Buah Lokal ? Tunggu Dulu !

Ngomongin tentang buah lokal, sebelumnya saya mau tanya nih sobs, jujur ya..sebenarnya apa sih  yang mendasari kamu jatuh cinta dengan buah lokal? Apa bener karena peduli dengan petaninya? Yakin petaninya peduli sama kamu.xixixi...wong...petani buah ada yang nggak peduli juga dengan konsumennya. Menanam dengan kualitas ala kadarnya. Meski sudah diberikan pelatihan teknologi pertanian, hanya segelintir petani yang konsisten dan tekun menerapkannya. Mereka masih berfikir, menanam dengan cara begini saja yang membeli sudah banyak.

Belum lagi ulah pedagang, yang tidak jarang saya jumpai, masih menjual buah yang sudah separuh membusuk  dengan harga miring. Dilalahnya...ada juga yang membeli :)


Yeayy..Guava Crystalnya dapat yang besar-besar !" seru Barra kegirangan

Atau beneran cinta buah lokal karena  merasa terpanggil demi cinta Indonesia? Hmmm..yakin? Pemerintah kita juga sepertinya 'ramah banget' dengan buah impor. Hehhe buktinya di pasaran, produk buah impor membanjir. Kendati itu pernah dibantah oleh Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Bersatu Pak Suswono dengan mengatakan,  buah impor yang beredar  tak lebih dari 8 % dari produksi buah nasional (Berita Satu, 12 Oktober 2014). Namun faktanya harus diakui buah impor memang mendominasi.

Jangan jauh-jauh deh, di pasar kaget  sekitaran stasiun kereta (Stasiun Bekasi, Kranji, Gondangdia--sebelum direnovasi dan ditertibkan)  yang menjadi lalulintas wara-wiri saya ke kantor beberapa waktu lalu, hampir semua pedagang menjual buah impor, seperti jeruk Mandarin, apel Washington, durian Montong, pir dan sebagainya. 


Saya kerap membeli jeruk Mandarin yang dijual ketengan Rp 1000 per buah sebagai doping untuk menjaga stamina harian.  Sampai ketika adanya pembatasan buah impor awal 2013 lalu, harganya naik menjadi Rp 1500 per buah dengan ukuran yang lebih irit.  Terpaksa dibeli juga deh. Apel Washingtonnya pun dihargai cukup mahal.


buah sunpride segar dan berkualitas
Eksis dulu sambil memilih Guava Crystal

Lah..jeruk lokalnya kemana ? sekalipun ada, itu nyempil diantara tumpukan buah impor. Kemasannya  lusuh, kulitnya agak keriput, dan kalau dimakan berasa pahit. Kadar airnya   minim banget. Jujur saya kurang berselera makan jeruk lokal dengan kualitas ala kadarnya.  Selera saya lebih pada jeruk Mandarin atau imporan dari Cina. Airnya banyak, rasanya segar sekali. Cocok sebagai pengusir kepala yang penat.

Begitu pun apel lokal, aduhh kemasannya ngasal sekali dengan tampilan yang kurang fresh, kisut dan berdebu. Kondisi ini hampir sama ketika saya belanja di pasar tradisional, tukang buah pinggir jalan. Di pasar moderen, kondisinya lebih baik, hanya tetap kurang menarik dari segi kemasan dibanding buah impor.
 

Loh yang dimakan buah apa kemasannya ? ya sih makan buahnya, tetapi kalau kemasannya kurang menarik dan terlihat lusuh, gimana kita berhasrat untuk membeli. Itu saya loh ya..

Belum lagi soal harga, kadang lebih mahal dibanding buah impor. Alamak...dilema sangat nih. Sementara kalau beli apel impor dari Amerika dan Australia, khawatir tinggi dampaknya bagi kesehatan.  Disinyalir buah-buah impor ini terbukti mengandung zat pengawet yang berbahaya.


 

Sejumlah balai kesehatan daerah telah mengidentifikasi adanya residu kimia, zat pengawet dan pewarna  pada buah impor  seperti pir, pisang, jeruk, dan semangka dari Cina, Thaliand, Amerika, New Zealand dan sebagainya. Kandungan zat kimia ini cepat atau lambat bakal merusak organ tubuh dan menumbuhsuburkan sel-sel kanker serta penyakit berbahaya lainnya.

Waduhh...pengawasannya bagaimana ya kok bisa buah impor begitu sampai merajai pasar. Kalau sudah menilik pada tahapan ini, hmm..jadi saling lirik-lirikan deh. 


Ya..saya berfikir positifnya aja deh, semoga pemerintah khususnya BPOM bisa lebih ketat lagi mengawasi peredaran buah impor. Kementerian Pertaniannya juga agar ekstra meningkatkan kualitas produksi buah lokal, memperbaiki sistem niaga dan industri hortikultura-buah, mengendalikan dengan bijak pasokan buah impor, benar-benar menguji kelayakan buah impor dari sisi kesehatan, lebih giat lagi merangkul para petani sekaligus mengedukasi mereka agar bercocok tanam yang baik, mendukung penuh peralatan dan infrastrukturnya. Ini memang jadi harapan yang terus ditancapkan di benak.


pepaya california sunpride
Pepaya California  rasanya manis sekali. Pepaya ini kerap pula disebut pepaya Callina karena merupakan hasil pemuliaan tim Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) Institut Pertanian Bogor (IPB)

Di tengah kondisi ini, rasionalitas saya  akhirnya mulai memilih buah lokal karena lebih sehat (tanpa pengawet dan zat kimia berbahaya). Biarin deh kemasan kurang menarik dari buah impor (asal jangan lusuh-lusuh amat dan masih segar), saya pasti memilih membeli buah lokal.

Dan, mulut jadi mendadak bawel menyarankan penjual buah agar merawat dagangannya, terutama di pasar tradisional dan tukang buah pinggir jalan : jangan malas untuk membersihkan buah lokal yang kotor dari debu, membuang buah-buah yang busuk dari tumpukan buah segar, menata display yang lebih rapi untuk menarik pembeli.


Pernah suatu kali saya tegur mas-mas penjualnya tentang kebersihan dagangannya..ehhh si masnya malah cengar-cengir saja. "Maaf ya Mas..ini supaya dagangannya laris. Yang rencananya beli sekilo jadi dua kilo deh karena lihat tampilannya yang menggoda," selorohku bercanda. 

Sunpride, Solusi Buah Lokal Naik Kelas 

 

Sunpride ? Ya, buah bermerek ini sempat membuat saya terkecoh ketika berbelanja buah di pasar moderen. Tampilannya ekslusif dan terawat. Rasa buahnya manis, segar banget sesuai tampilannya. Buah bermerek Sunpride yang kerap saya beli di Superindo di dekat rumah di Cileungsi adalah pepaya California, pepaya Hawai, jeruk baby, golden melon, pir dan pisang.

 

Alhamdulillah keluarga saya pengonsumsi buah. Diusahakan setiap hari ada buah. Terutama pepaya atau jeruk. Pepaya California atau Calina manis sekali, jeruk babynya juga nggak kalah, manis, berair banyak, segar. Karena rasanya yang memuaskan, ibu saya jadi ketagihan. Ia kerap memesan, kalau ke supermarket beli pepaya yang ada mereknya. 

Terkecohnya, saya kira Sunpride ini totally  buah impor. Ternyata menurut keterangan mas-mas di Superindo yang menimbang buah-buah itu, nggak semua buah bermerek Sunpride itu impor. Seperti pepaya, pisang dan jeruk baby-nya itu berasal dari petani lokal. 

"Wahh..serius nih Mas ?" tanyaku sedikit menekan. "Ya bu, yang impor dari Sunpride itu misalnya Pear Truval, khusus dari Belgia." jawabnya sambil menunjuk buah berbentuk bulat-oval yang unik berwarna hijau. "Jambu bijinya juga lokal loh bu !" Masnya jadi tambah semangat menjelaskannya.

 "Jambu biji yang di rak sebelah sana ya, yang dikemas double pakai plastik dan sarang putih itu?" tanyaku menegaskan. Masnya mengangguk, tangannya cekatan menempelkan perekat di beberapa kantong plastik yang dibeli konsumen. 

"Ooo crystal guava atau Guava Crystal itu jambu kelutuk. Hehee..baru tahu, sepintas kira mirip pear atau apel. Begitu dibelah, bijinya sedikit sekali. Permukaan kulitnya juga mulus, tanpa bercak. Rasanya  garing, renyah, kriuk-kriuk gitu kalau dikunyah. " jawabku polos.




guava crystal sunpride



Guava Crystal memang menjadi salah satu buruan kami kalau belanja buah. Saya yang termasuk penggemar buah berasa asem-manis,  mulai kepincut dengan si jambu kelutuk moderen ini. Makan sebuah rasanya kurang heheh..

Apalagi begitu tahu nutrisi Guava Crystal ini bagus sekali bagi kesehatan. Jadi makin doyan. Hhehe semoga aja isi dompet menyenangkan terus, jadi bisa lebih sering makan buah ini. Jujur sih dari segi harga worth it dengan rasa, kualitas dan kemasannya. Sekali lagi persoalan mahal atau murahnya tergantung isi dompet. Kalau lagi menyenangkan, ini buah jadi murah banget, terbayar sudah dengan khasiatnya.

Menurut informasi yang saya baca dari website Sunpride (http://www.sunpride.co.id/), awalnya Guava Crystal  ini memang berasal dari luar, diantaranya dari Brasil dan Taiwan, yang kemudian disebarkan ke Asia. Salah satunya Indonesia. Nah alam Indonesia yang tropis, ternyata pas banget untuk membudidayakannya.  Dikembangkanlah oleh para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di sejumlah lahan pertanian di Indonesia. 

 
Dalam pengembangannya ini, rupanya didukung penuh  oleh PT Sewu Segar Nusantara, perusahaan distribusi buah lokal dan impor berkualitas- si empunya  brand Sunpride, Sunfresh dan Sweety. Alhamdulillah, jambu Guava Crystal mendapatkan respon menakjubkan dari konsumen. 


Kulik-kulik yuk khasiat buah seksi ini:

1. Mengandung senyawa lycopene yang berfungsi sebagai antioksidan pelawan kanker prostat, dan  melindungi kita dari risiko jantung koroner. Nggak nanggung-nanggung nih senyawa ini numplek lebih banyak dibanding pada buah atau sayuran lain. Sebut saja tomat yang juga punya senyawa lycopene, ternyata kandungannya kalah banyak 20 % dari Guava Crystal. Pada tomat, lycopene akan hilang kalau dimasak. Sedangkan dalam Guava Crystal tidak. Kualitasnya tetap sama, baik dikonsumsi  mentah maupun melalui proses masak terlebih dahulu.

2.  Mengandung kalium 60 % lebih banyak dari pisang. Kalium ini bermanfaat untuk melindungi tubuh dari penyakit jantung dan stroke. Nutrisi lain pada Crystal Guava juga terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol LDL dan sekaligus meningkatkan kadar kolesterol HDL. 

3. Bagi sobat yang punya riwayat darah tinggi, Guava Crystal recommend banget karena bisa menurunkan tekanan darah.

4. Kaya serat dan mudah dicerna di dalam tubuh. Hmm cocok nih untuk yang lagi kesulitan buang air besar dan meminimalisir kemungkinan perkembangan diabetes tipe dua. Jika dikonsumsi tanpa kulit dapat mengurangi penyerapan gula dalam darah.

5. Sebuah Guava Crystal mampu menyediakan sekitar 280 persen vitamin C untuk kebutuhan harian. 


6.   Mengandung fitonutrien, termasuk karotenoid dan polifenol yang berfungsi melindungi sel-sel dari kerusakan, menurunkan resiko penyakit kardiovaskular.

7. Lansia yang mengonsumsi buah ini dapat tercegah dari  Alzeimer dini dan gangguan mata katarak. 



Biasanya saya mengonsumsi Guava Crystal dengan cara dimakan langsung setelah dikupas kulitnya. Renyahnya buah ini jadi berasa mengkriuk keripik. Tapi kalau mau telaten dikit bisa dibuat jus. Nutrisinya tidak berkurang loh.

Kalau semua buah kita dikemas dengan baik dan berstandar kesehatan  tinggi, rasanya buah lokal makin naik kelas. Minggir cantik deh buah impor. Kecuali buah impor yang memang tidak ada atau tidak bisa dibudidayakan di lahan pertanian kita. Bolehlah bertukaran rasa. Tapi perlu sangat diperhatikan juga faktor kesehatannya. Pokoknya masyarakat sekarang harus cerdas mengonsumsi buah. Jangan gampang lapar mata karena gegara lihat penampilan yang memukau. 









Salut buat PT Sewu Segar Nusantara yang begitu peduli pada kualitas buah-buahan yang didistribusikannya. Sebelum beredar di pasaran, semua produk buahnya diuji dengan standar  tinggi. Yang pasti bebas dari pestisida, merkuri dan zat kimia berbahaya lainnya.

Sejak didirikan tahun 1995, PT Sewu Segar Nusantara konsisten dan penuh komitmen terhadap misi bisnisnya yang ingin mengangkat citra buah lokal, menyejahterakan petani dan menyehatkan masyarakat Indonesia.

Lebih dari 1.000 petani lokal dirangkul oleh PT Sewu Segar Nusantara untuk menanam dengan teknologi pertanian yang mumpuni. Para peneliti dari sejumlah universitas juga diajak berkolaborasi membudidayakan bibit-bibit unggul pertanian buah, baik untuk pasar ekspor maupun lokal. Sampai saat ini mereka telah mengekspor komoditi pisang, melon, jeruk dan sebagainya.

Semoga upaya yang telah dilakukan PT Sewu Segar Nusantara menjadi inspirasi bagi industri pertanian di tanah air. Petani hidup sejahtera, dunia penelitian pertanian makin bergairah, dan pastinya masyarakat kita makin sehat dengan mengonsumsi buah dan sayuran yang berkualitas. 





Cinta memang butuh rasionalitas. Dan, saya cinta buah lokal karena rasionalitas yaitu buah yang segar, berkualitas, kemasan bagus  dan aman dimakan. Insya Allah, petani buahnya  bisa hidup sejahtera karena banyak yang beli, pemerintah dan kalangan dunia usaha juga lebih memperhatikan nasib mereka. Aamiin.





Sewu Segar Nusantara didirikan pada tahun 1995 sebagai anggota dari kelompok investasi unggulan Gunung Sewu Kencana yang memiliki keahlian luas di sektor pangan dan agribisnis serta asuransi jiwa dan properti. Unit-unit bisnis telah membentuk jaringan distribusi yang jangkauannya telah mencapai seluruh nusantara, yang didukung dengan hubungan petani lokal dan pengecer yang kuat
PT. Sewu Segar Nusantara adalah perusahaan distribusi dan pemasaran buah lokal dan impor. Bekerja bersama petani lokal, SSN telahmengembangkanlangkah-langkahpengendaliankualitas yang ketat yang terpercaya dan dapat diandalkan oleh lebih dari 1.000 petani lokal.
Segmen yang berbeda di masing-masing pasar di Indonesia ditutupi melalui merek Sunpride, SUNFRESH dan SWEETY yang menikmati kesadaran merek yang signifikan sebagai hasil dari upaya merintis SSN dalam mempromosikan buah sebagai bagian dari diet yang sehat dengan menggunakan teknik pemasaran yang inovatif. Setiap merek diakui untuk konsistensi kualitas, rasa dan kesegaran dicapai melalui penelitian secara terus menerus kedalam metode penyimpanan dan kemasan.
Juga berfungsi sebagai mitra lokal untuk berbagai merek internasional seperti buah Zespri untuk kiwi. Di masa yang akan datang, perusahaan ini akan bekerja dengan merek-merek lebih lanjut yang ingin masuk kepasar Indonesia serta untuk ekspor produk sendiri demi memenuhi permintaan di pasar Asia.
- See more at: http://www.sunpride.co.id/indonesia/#sthash.lbdSVPNI.dpuf


Sewu Segar Nusantara didirikan pada tahun 1995 sebagai anggota dari kelompok investasi unggulan Gunung Sewu Kencana yang memiliki keahlian luas di sektor pangan dan agribisnis serta asuransi jiwa dan properti. Unit-unit bisnis telah membentuk jaringan distribusi yang jangkauannya telah mencapai seluruh nusantara, yang didukung dengan hubungan petani lokal dan pengecer yang kuat
PT. Sewu Segar Nusantara adalah perusahaan distribusi dan pemasaran buah lokal dan impor. Bekerja bersama petani lokal, SSN telahmengembangkanlangkah-langkahpengendaliankualitas yang ketat yang terpercaya dan dapat diandalkan oleh lebih dari 1.000 petani lokal.
Segmen yang berbeda di masing-masing pasar di Indonesia ditutupi melalui merek Sunpride, SUNFRESH dan SWEETY yang menikmati kesadaran merek yang signifikan sebagai hasil dari upaya merintis SSN dalam mempromosikan buah sebagai bagian dari diet yang sehat dengan menggunakan teknik pemasaran yang inovatif. Setiap merek diakui untuk konsistensi kualitas, rasa dan kesegaran dicapai melalui penelitian secara terus menerus kedalam metode penyimpanan dan kemasan.
Juga berfungsi sebagai mitra lokal untuk berbagai merek internasional seperti buah Zespri untuk kiwi. Di masa yang akan datang, perusahaan ini akan bekerja dengan merek-merek lebih lanjut yang ingin masuk kepasar Indonesia serta untuk ekspor produk sendiri demi memenuhi permintaan di pasar Asia.
- See more at: http://www.sunpride.co.id/indonesia/#sthash.lbdSVPNI.dpuf






Ingin Sukses ? Bersahabatlah Dengan Kompetitor

Pelajaran ini saya peroleh dari adik saya, Mahyudi Khautama. Dia seorang trainer smartphone LG. Ceritanya setengah hari tentang pekerjaannya, membuat pikiran saya tambah terbuka  tentang sebuah persaingan.

 
Tim penjual Yudi yang berprestasi dan mendapatan LG G3

Sebelumnya saya sudah cukup mengetahui tentang makna persaingan dari berbagai narasumber yang saya wawancarai sewaktu  menjadi jurnalis. Bukan suatu kebetulan media tempat saya bekerja tergolong media bisnis, jadi kerap menanyakan tentang strategi menghadapi kompetitor. Ketika ditanya tentang kompetitor,  narasumber yang notabene kalangan pengusaha atau jajaran top manajemen seperti CEO, presiden direktur dan direktur kerap menjawab, "Kami tidak pernah memandang kompetitor sebagai musuh, melainkan  partner bisnis. Kalau tidak ada kompetitor, kita tak akan maju. Kehadiran kompetitor membuat kita bergerak untuk lebih baik dalam hal layanan atau produk," papar rata-rata narasumber saya.

Pandangan itu rupanya baru masuk secara parsial di benak saya. Belum sepenuhnya saya pahami, bagaimana sesungguhnya berpartner dan berkolaborasi dengan kompetitor.  Meski begitu sedari dulu saya memang tidak pernah panik dengan kompetitor. Tidak pernah takut bersaing dan berkompetisi yang sehat. Saya sangat percaya, rezeki telah diatur dengan sempurna oleh Tuhan asalkan kita sungguh-sungguh berupaya yang terbaik.

Itu saya tanamkan juga kepada anak saya Meili, ketika  mengikuti berbagai lomba mewarnai. Menyebut "lawan" pun nyaris saya pantangkan untuk merujuk kepada peserta lomba. Biasanya saya katakan, mereka adalah peserta lomba yang bagus-bagus, bukan lawan. "Yang penting Meili menggambar dan warnai yang bagus. Kemenangan buat mama bukan juara 1,2 atau 3, tetapi Meili bisa menyelesaikan menggambarnya dengan baik, nanti setelah lomba kita makan di restoran," bujukku menenangkan Meili yang kerap gusar jika melihat peserta lain bagus-bagus. 

Sumber foto : www.guardian.com


Itu tentang Meili yang belajar berkompetisi yang sehat. Lain lagi cerita dari adik saya. Hampir dua tahun ia bekerja sebagai trainer smartphone LG. Ia memiliki tanggung jawab bukan hanya men-training tenaga penjual di kounter-kounter LG, sekaligus juga menganalisis pasar dan kompetitor serta meng-endorse penjualan. Ia memiliki 62 anak buah yang tersebar di sejumlah kounter LG di Jakarta. Cukup banyak juga yang dipikirkan di kepalanya. Ia harus memimpin tim penjualan agar dapat melampaui target.

Alhamdulillah, dengan berbagai strategi memimpin tim, prestasi penjualannya lumayan. Meski tak melulu mencapai target, tetapi boleh dikata cukup seringlah achieved.

Sementara kita tahu, kompetisi di bisnis smartphone ketat banget.  Coba deh berkunjung ke sejumlah toko HP, seabrek brand dengan berbagai keunggulan fitur-fiturnya. Belum lagi promo-promonya yang sukses menghipnotis konsumen" untuk membeli.




Bagaimana menghadapi kompetisi yang ketat itu ? Yudi, demikian panggilan akrabnya, tidak pernah ketakutan dan cemas produknya ditinggal konsumen. Kendati harus diakui brand Samsung sudah begitu merajai pasar perponselan tanah air. Masyarakat kita, kata Yudi, sudah terhipnotis dengan brand ini. Apalagi Samsung juga dikenal royal dalam beriklan dan berpromosi. Hampir di setiap pasar smartphone, dipenuhi promo-promo Samsung. Salesnya pun tak perlu berbicara banyak untuk mempersuasi konsumen. Mudah..customer sudah datang sendiri mencari brand Samsung.  Mulai dari harga yang ramah di kantong, sampai yang bikin kening berkerut, Samsung siap melayani.

Selain itu, Yudi menyebut sejumlah brand smartphone yang lumayan agresif berpromosi, diantaranya Lenovo, Oppo, Smartfren dan sebagainya. LG memang relatif tidak begitu agresif berpromosi. Ponsel pintar keluaran Korea Selatan ini tetap percaya diri dengan keunggulannya yang tak dimiliki oleh rival ketatnya, Samsung. Market share LG cukup diperhitungkan  di negeri ini.




Bagaimana LG tetap eksis ?  Yudi bercerita tentang survey lapanganya dalam menganalisis market.  Si bungsu ini banyak berteman dengan analis pasar  dari berbagai brand. Ia mengakrabi mereka sebagai teman, bukan musuh. Dari analis pasar itu, Yudi belajar tentang spesifikasi, kekurangan dan kelebihan produk kompetitor. termasuk juga term-term promo dan jenis promonya. Informasi ini sangat bermanfaat untuk kemudian dia sampaikan lagi di training. Apa yang harus dipromosikan oleh staf penjualnya. Yang terpenting dan harap dicatat dengan baik, jangan jelekkan brand lain. Maksimalkan waktu ketika bersama customer hanya menceritakan kelebihan dari produk kita. 

Seandainya pun customer menyebut keunggulan brand lain, jawablah fokus dengan kelebihan dari produk yang kita tawarkan. Sales yang baik, memang mutlak menguasai betul spesifikasi produk. Customer sekarang cerdas. Mereka mudah mengakses informasi tentang perponselan dari media atau komunitas-komunitas online. Pengalaman dari rekannya pun sangat mempengaruhi keputusan membeli.  

Dari analis pasar brand lain, Yudi jadi mengetahui promo-promo apa yang tepat di kala kompetitornya gencar berkampanye. Misal, Samsung sedang promo harga suatu tablet dengan memberikan diskon gede dalam kurun waktu tertentu, tentu saja kalau LG juga mempromosikan diskon serupa di saat yang sama, hasilnya tidak bagus. Secara brand Samsung sudah menancap dalam di benak masyarakat. Lantas yang dilakukan LG ? cukup menambah gimmick-gimmick untuk customer. Nah, LG baru muncul dengan promo besarnya ketika Samsung sedang tidak promo. Informasi-informasi dari kompetitor, Yudi laporkan ke pusat untuk dianalisis dan diambil keputusan yang tepat.  




Selama kampanye, brand-brand itu pastinya memasang banner, Yudi memberikan keleluasaan kepada brand-brand tersebut untuk berpromosi. Termasuk ketika ada kunjungan dari pusat dari brand lain, dan mereka men-setting kondisi yang lebih semarak dengan pemasangan banner, Yudi juga memberikan kesempatan mereka terlihat eksis ketika acara seremonial penyambutan kunjungan orang penting  dari brand tersebut berlangsung. Begitu pula sebaliknya jika LG berpromosi.

Pernah suatu waktu, tim Yudi ribut dengan brand lain. Itu lantaran, banner handphone brand lain tanpa ijin langsung menutupi banner handphone LG yang tengah terpasang. Situasi sempat memanas, karena mereka mau menang sendiri dengan alasan ada kunjungan. Yudi langsung mengambil langkah bijak dengan mengajak berkomunikasi baik-baik. Alhamdulillah mereka bisa mengerti. "Biasanya yang seperti itu karena mereka masih baru, belum mengerti aturan mainnya di lapangan." ujar Yudi.

Dari kejadian tersebut, mereka jadi berteman baik. Kompetisi memang ketat. Masing-masing sales  dikejar target penjualan. Tetapi yakinlah rezeki tidak akan tertukar. Semuanya bisa maju, jika bisa saling berkolaborasi dalam ukuran yang tepat dan ada etika yang harus dipatuhi. Misalnya, etika minta ijin pemasangan banner jika menutupi banner lain, menghormati isi dapur masing-masing, tidak menjelekkan dan menjatuhkan.

"Jangan berpikir untuk menjatuhkan orang lain, tetapi berpikirlah untuk sama-sama membangun bisnis yang sehat."

Ungkapan bijak mengatakan, "Kita harus dekat dengan teman atau partner kita, tapi kita harus lebih dekat dengan kompetitor kita,"...sepertinya harus tertanam kuat di benak kita yang mendambakan rezeki barokah dan sukses. 





Kehadiran kompetitor atau rival sejatinya memecut kita untuk berbuat yang lebih baik. Tentu saja lebih baik dalam memberikan manfaat kepada orang lain dan lingkungan. Lebih baik karena kita hamba Tuhan yang memang sejatinya adalah pemenang.


Tips Praktis Menulis Profil Perusahaan

Tips praktis menulis profil perusahaan--Sebagai writerpreneur, beberapa kali saya mendapatkan proyek untuk membuat profil perusahaan. Ada yang khusus ditampilkan di profil website, ada juga yang sekaligus dijadikan materi printed mereka. Kebanyakan sih request-nya sekaligus untuk profil cetaknya.

Untuk perusahaan multinasional atau sedang mengarah ke luar (worldwide), mereka minta dibuatkan dalam satu bahasa yaitu Inggris. Tetapi, untuk menyasar segmen lokal, pilihan bilingual juga menjadi kebutuhan. Mengingat kebanyakan orang Indonesia masih lebih menyukai mengunjungi web yang berbahasa Indonesia. Apalagi untuk website yang menitikberatkan pada edukasi, pilihan bahasa Indonesia memang tepat.


Ada beberapa tips yang biasanya saya pakai ketika menulis company profile perusahaan atau yang terkait. Kalau ada teman-teman yang punya masukan dan saran, boleh sangat nih ditambahi tips ini ;). 

1. Kenali siapa klienmu

Ini penting banget. Ketika saya menerima pekerjaan ini dari klien saya-perusahan web designer dan jasa IT atau yang lainnya, saya langsung menanyakan seperti apa perusahaan yang akan diprofilkan. Saya minta dia memberikan gambaran umum, nama perusahaan, produk atau jasa yang ditawarkan. Termasuk juga orang (narasumber) yang kita ingin wawancarai untuk mengumpulkan informasi. Siapa dia dan jabatannya apa. 

Sekarang adanya mesin pencari Google sangat memudahkan kita mencari tahu minimal secara umum narasumber atau klien kita. Saya pelajari betul klien saya ini tentang perusahaannya, reputasi perusahaannya, bidang industrinya, ruang lingkup bisnisnya, dan sisi personal narasumber. Sisi personal narasumber bermanfaat untuk membangun kedekatan disaat wawancara kita stack atau ketika kita kehilangan bahan wawancara ;). 


Dari mana mendapatkan sisi personal narasumber ? tentu sumber aktual dari media sosial yang dia buat,  seperti facebook, twitter, google plus, atau linkedin. Minimal untuk mendapatkan gambaran riwayat profesi dia sebelumnya dan interestnya.

Kebanyakan klien yang saya wawancarai berada di level CEO, direktur atau owner perusahaan. Kalau di kepala kita kosong atau minim informasi tentang perusahaan dia atau personalnya, wahhh mati kutu deh. Jangan sampai ya, di hadapan klien, kita benar-benar terlihat tidak tahu apa-apa. Karena pastinya kita akan dinilai membosankan. 

Harap dingat juga, penulis content khususnya company profile ini tak sekedar tukang tulis atau memindahkan apa yang diomong narasumber perusahaan ke dalam bentuk kata-kata. Tetapi lebih dari itu. Posiskkan diri kita sebagai konsultan, yang dapat menyarankankan bagaimana sebaiknya company profile-nya ditampilkan. Sambil kita dengarkan juga apa yang menjadi kebutuhan mereka. Dengarkan dan dengarkan ya.

2. Tunjukkan hasrat dan keingintahuan besar serta kepedulian tinggi terhadap perusahaan klien.

Ini juga penting sekali. Mulai dari bersalaman, pandangan mata dan senyuman kita kepada klien harus diperhatikan. Jangan tunjukkan kita itu dibawah klien kita. Kendati klien  jabatannya setinggi langit, sedangkan kita hanya penulis biasa, tetap percaya diri nomor wahid. Posisikan diri kita as a partner yang sejajar. Toh bukannya kita sama-sama mahluk Tuhan yang terindah hehehe..Kepercayaan diri yang tinggi sangat penting untuk membuat nyaman saat wawancara. Kita tidak gugup dan dapat menstimulan informasi-informasi yang ada di kepala sehingga bisa mengalir mulus. Tapi juga jangan kepedean ya hehehe..tetap cool saja, dan tidak sok serba tahu.



Mulailah dengan menanyakan dulu alasan dia membuat company profile, bagaimana perkembangan bisnisnya, tantangan ke depan, visi dan misinya ke depan, hambatannya, dan potensi yang dimiliki perusahaan tersebut untuk maju dan berkembang.  Terus tanya mendalam. Biasanya kalau amunisi kita cukup, tidak akan kehabisan pertanyaan untuk mendetilkan jawaban klien.

Saat klien menjelaskan, tatap terus matanya, tunjukkan antusiasme dan rasa kepedulian yang tinggi untuk memajukan perusahaan itu. Sikap badan yang tegak, tidak menyandarkan diri di kursi, juga mengesankan kita antusias loh dan melatih konsentrasi.

Konsentrasi  menyimak jawaban-jawaban narsum, bukan konsentrasi terhadap apa yang kita ingin tanyakan. Hehe jangan sampai, dia menjelaskan berulang-ulang karena kita tidak menyimak penjelasannya..kan bikin bete narsum.

3. Jangan ragu untuk menanyakan tentang kompetitor

Untuk mengetahui peta industrinya atau lingkup bisnisnya, jangan ragu untuk menanyakan siapa kompetitor terberatnya atau pemain di bisnisnya. Perusahaannya head to head dengan siapa. Kaji kompetitor menurut pandangan dia, dan tanyakan lagi, apa yang kiranya bisa diisi oleh perusahaanya untuk mendapatkan pasar atau berkesan di hati konsumennya.

Kajian terhadap kompetitor sangat bermanfaat bagi kita untuk memilih angle yang tepat untuk menulis company profile-nya. Tentu kita nggak ingin menulis yang biasa-biasa saja atau asal jadi bukan.. Temukan insight dari klien apa yang sebenarnya mereka butuhkan, mereka miliki dan ingin diharapkan oleh konsumennya (branding).




Browshing sebanyak-banyaknya informasi tentang kompetitor. Lihat detil bagaimana isi company profile mereka di website (kalau ada). Bikin sesuatu yang berbeda dari yang kompetitor tawarkan. Bandingkan juga dengan company profile produk sejenis di negara lain.
 

4.  Tanyakan tentang dreaming atau perusahaan sejenis yang menjadi acuan mereka untuk maju dan berkembang. 

Dengan mengetahui dreaming mereka mau jadi perusahaan yang seperti apa, kita jadi lebih mudah untuk menulis. Kita bisa browshing tentang perusahaan idaman mereka dan menentukan angle tulisan yang tepat. Namun, tetap bikin yang berbeda ya.

5. Minta klien untuk mengirimkan data teknis

Penulis itu memang harus mengetahui banyak hal, tetapi bukan berarti harus ahli terhadap semua hal. Untuk hal teknis, kalau klien kita adalah perusahaan label kemasan, gas & oil company, mesin mobil atau lainnya, yang notabene kita nggak familiar dengan bidang tersebut, mintalah data teknis tentang hal tersebut agar kita tidak salah dalam penulisan. Atau kalau dia tidak punya, setidaknya kita minta dia bagaimana penulisannya, yang nantinya bisa kita browshing untuk gambaran awal.

6. Tekankan positioning statement dari perusahaan klien

Tentunya klien kita sudah memiliki target pasar dan segmentasi yang dibidik atas produk atau jasa yang ditawarkan. Tekankan kembali soal positioning statement perusahaan klien agar lebih dikenal dan nempel di benak customernya. Positioning menyangkut seberapa besar produk atau jasa mereka dapat memberikan manfaat kepada customernya.  
7. Pilih translator yang tepat

Banyak orang bisa menerjemahkan, tetapi mencari yang pas, susah-susah gampang. Saya pernah memakai translator seorang dosen dari universitas ternama. Tetapi hasilnya memang kurang pas. Terutama untuk vocabbulary-nya kurang sesuai dengan konteks industrinya. Disinilah, meski kita belum pandai berbahasa Inggris, tetap periksa dengan seksama hasil translator. Browshing lagi situs-situs terkait dengan bidang usaha kllien kita. Khususnya situs berbahasa Inggris ya. Dari situ kita bisa menyesuaikannya lagi. 

8. Tetap mencatat meski sudah ada perekam

 Nah ini tidak boleh lupa ya teman-teman. Jangan serahkan nasib wawancaranya dengan alat perekam. Tetaplah menulis saat wawancara. Ini membantu kita sebagai pengingat terhadap materi yang perlu diperjelas dan dikembangkan. 

9. Berkreasilah dari hasil wawancaramu. Bikin tulisan yang sesuai dengan karakter dan branding perusahaan. 

Ini kita menulis untuk kebutuhan klien, tentang apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang kita inginkan :).

Kayaknya segini dulu ya tipsnya...nanti bisa ditambahi sambil jalan jika ada yang baru..Kalau  dilihat tips ini kayaknya lebih pada pengumpulan informasi ya sebelum wawancara ;).




Serunya Bisa Liburan Sekeluarga dengan Sepeda Impian


sepeda gunung
Keren dimanapun berada. Sumber foto : fanpage Polygoners Indonesia

Liburan dengan sepeda impian ? Wow, seru banget pastinya. Apalagi kompakan bersama keluarga dengan Polygon. 

Awal Jatuh Hati dengan Polygon


Sudah lama banget aku kepincut dengan Polygon. Tepatnya sekitar tahun 2008, ketika  ikutan event fun gowes  yang dilaksanakan oleh sebuah media nasional. Hehhe sudah lama juga ya. Waktu itu aku belum punya sepeda. Tapi karena teman-teman kantor sedang menggilai Bike To Work dan suka touring, jadi nekat ikutan. Apalagi, teman mengompori. "Yang penting mau dulu, sepeda bisa diusahain. Ada yang menyewakan sepeda," kata temanku.  Wah..senang sekali, berkesempatan eksis di kalangan komunitas sepeda. Dan benar saja, temanku memboyong sepeda Polygon biru bersiluet merah, tipe Urban Bikes. Pertama agak gagap atur gigi saat tanjakan, tetapi beberapa kali dicoba, asyik juga nih sepeda, enteng dan gowesannya mantap.
 . 
Sejak itu, beberapa kali aku  pinjam sepeda teman kalau mau gowes di sore hari. Tetapi, belum sampai punya, mengingat bujet waktu itu belum memadai buat beli Polygon. Kalau dilihat kualitasnya sih, harga sepeda Polygon worth it banget. Fiturnya bagus, body-nya kekar dan desainnya keren sesuai kebutuhan dan selera.

Impian Memiliki Polygon Terwujud

 

Alhamdulillah, impian memiliki sepeda Polygon baru terwujud sekitar setahun lalu. Aku beli di  toko sepeda Polygon di Kota Wisata Cibubur. Di perumahanku, Griya Alam Sentosa, Cileungsi, cukup jauh dengan Kota Wisata Cibubur, tidak ada dealer resmi Polygon.  Cuma ada dua toko sepeda biasa. Lantaran lokasi yang dekat, tinggal jalan kaki, aku beli tiga sepeda langsung dari toko sepeda tersebut, buat aku dan dua anakku. Sesuai harga sepeda, hehe kualitasnya juga menyesuaikan. 

sepeda polygon
Sepeda Polygon setia menemaniku wara-wiri
Bersepeda memang sudah menjadi gaya hidup sehat kami. Dikala senggang, kami kerap bersepeda bareng. Belum rutin sih setiap akhir pekan sepeda barengan, tapi sesekali pernah.

Soal kebiasaan bersepeda, menurut informasi yang aku baca di fanpage Polygoners Indonesia,  studi penelitian telah membuktikan, wanita yang rutin bersepeda minimal 3x seminggu (selama 30 menit), memiliki tekanan darah dan kadar kolesterol yang stabil. Karena sejak dua tahun  risain, kayaknya lebih dari 3 x seminggu deh menggowes. Alhasil, memang badan terasa lebih enteng dan sehat, hehe meski berat badan dan sekitar perut sulit dikecilin setelah hamil anak kedua.

Sebelum mengganti sepeda lamaku dengan Polygon, jujur aku akui, sering mengalami masalah, terutama seret  ketika menggowes, dan terasa berat kendati sepeda miniku dulu cukup ramping dibanding body Polygon. Belum lagi besi-besinya berkarat.

Saat berkeliling Kota Wisata Cibubur, betapa bahagianya ada dealer resmi Polygon . Kami berhenti sejenak. Dalam hati, aku berbisik : 'Insya Allah bisa punya Polygon'. Alhamdulillah dalam tempo tidak lama, ada rezeki lebih, sehingga  bisa membelinya. Aku memilih sepeda mini dengan keranjang dan tempat duduk untuk aktivitasku setiap hari.

sepeda
Aktivitas harian mengantar ngaji Barra


sepeda
Baru punya cuma satu sepeda Polygon

Hmm..menyambangi toko sepeda Polygon memang bikin ngiler. Anakku Meilia (9 tahun) dan Barra (4 tahun) merengek minta dibelikan juga. Meili mau ganti sepeda lipatnya dengan Polygon yang ber-hello Kitty dengan corak pink-putih. Cantik sekali. Barra pun tidak mau kalah, sudah memegang sepeda yang beroda kecil ber-stang panjang. Sedangkan si Ayah ikutan naksir dengan sepeda gunung Polygon yang berwarna hitam garang. 

Kebayang dibenakku, kami bisa kompakan sepedaan di akhir pekan berkeliling perumahan. Alhamdulillah lingkungan rumah kami di Cileungsi masih asri. Masih bisa ditemui lahan persawahan dan perkebunan. Berasa liburan di Puncak, Bogor. Tetapi soal hawa, jangan ditanya, Cileungsi cukup panas. Hmm..semoga memiliki sepeda impian bersama keluarga bisa terwujud. Sementara ini, baru dapat membeli satu sepeda dulu. 

toko sepeda
Toko sepeda di Ruko Sentra Eropa C3 Kota Wisata Cibubur. Sumber foto : Dbs Bike Kota Wisata

Tampak di depan toko sepeda Polygon juga men-display sejumlah sepeda bekas Polygon. Mbak pelayannya sempat menawarkan kami membeli yang bekas. Dengan bangga ia menjelaskan keawetan sepeda Polygon. " Itu Bu, yang di depan ada sepeda anak. Ibunya menjual karena sudah tidak digunakan lagi. Sepeda itu dibeli sewaktu anaknya berusia 5 tahun, sekarang sudah kuliah. Sepedanya masih awet dan belum dicat ulang," jelasnya. 

Aku perhatikan dengan seksama, catnya masih asli dan masih tampak bagus, tidak berkarat.  "Polygon dijamin tidak berkarat Bu karena besinya sudah dilapisi anti karat," lanjut Mbaknya lagi. Aku tawarkan ke Barra, dia kurang tertarik karena modelnya yang lama.

Tenda Polygon di halaman depan toko  Polygon, Kota Wisata,Cibubur

Mbaknya juga menjelaskan garansi, pelayanan service gratis selama 5 tahun kepemilikan. Wuihh lama juga ya. Tetapi faktor lokasi yang relatif jauh, agak repot nih untuk membawa sepeda kalau harus di'sehat'kan. Kendaraan kami berjenis sedan agak sulit di-setting  untuk menangkringkan sepeda. 

Sebelum sepeda kami diantar, mbak-nya beberapa kali cek ricek segala kelengkapannya, sekaligus fitur-fitur yang ingin kami tambah. Akhirnya kami menambah bel dan jok dudukan belakang. Kami juga mencoba beberapa kali tes gowes keliling ruko. Keesokan harinya, sepeda kami diantar ke rumah tanpa biaya pengiriman.


sepeda gunung
Sepeda Gunung impian suamiku

Untuk perawatan sepeda sehari-hari, Mbaknya memberikan tips untuk membersihkan secara reguler bagian wheelset seperti rims, ban, hub, freehub dan  spokes termasuk nipple-nya. Bersihkan dengan semprotan air bertekanan rendah, kemudian usapkan dengan air sabun non clorin. Setelah dibersihkan, lap dengan kain perca bagian spokes (jari-jari) sampai kering total. Ya..meskipun sudah dilapisi anti karat, tetap yang namanya perawatan harus diperhatikan agar awet.

Selain service purnajualnya oke, yang menambah kebanggaanku terhadap sepeda ini adalah buatan asli Indonesia. Polygon berasal dari Desa Waduningsih, Sidoarjo. Sudah sejak tahun 1989, Polygon lahir. Kini, Polygon makin eksis melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru dunia. Semoga impian memiliki Polygon buat Meili, Barra, dan ayah bisa terwujud.

Oya, bagi kamu yang jatuh cinta dengan Polygon, sedangkan di daerahmu belum ada dealer resmi Polygon, sekarang sudah ada situs jual sepeda   online loh. Tinggal kunjungi saja http://store-id.polygonbikes.com/ , langsung disuguhi aneka jenis sepeda, berikut harganya.  Jadi lebih praktis. Selamat berbelanja ya :)